Serba-serbi Dunia Ikan

Mengenal Sistem Bioflok dalam Peternakan Ikan

Mengenal Sistem Bioflok dalam Peternakan Ikan

Bioflok merupakan salah satu teknologi peternakan ikan, yaitu sebuah teknik budidaya ikan lewat rekayasa lingkungan dimana pada prosesnya mengandalkan oksigen serta pengoptimalan mikroorganisme yang otomatis bisa meningkatkan akan kecernaan pakan.

Selain itu, prinsip dasar dari bioflok ini yakni merubah senyawa anorganik dan organik yang terdiri dari oksigen, karbon, nitrogen, hidrogen menjadi berupa massa sludge yang berbentuk bioflok. Dimana perubahan ini dilakukan dengan mengoptimalkan bakteri yang membentuk gumpalan yaitu bioflok.

Sistem seperti ini sangat populer di dunia peternakan ikan lele sebab dapat mendorong produktivitas hasil panennya yang lebih banyak. Selain itu, teknik bioflok juga dapat menekan penggunaan ruang menjadi tidak begitu luas serta hemat air.

Maka dari itu, metode bioflok ini menjadi solusi paling efektif dalam pemenuhan kebutuhan gizi dan menjadi metode yang ekonomis bagi pelaku bisnis ternak ikan.

Proses pembuatan bioflok ini tidak begitu rumit, hanya memerlukan beberapa bahan saja. Adapun cara pembuatan bioflok untuk pembudidayaan ikan air tawar, antara lain:

1.       Persiapan kolam

Konsep kolam yang dipakai saat membudidayakan ikan air tawar yang memakai metode bioflok ini, sebaiknya bentuk kolamnya bundar.

Anda bisa menggunakan kolam yang memiliki diameter dari 1 sampai 3 meter serta tingginya minimalnya 2 meter. Tidak hanya itu saja, kolam pun harus dalam kondisi steril serta mempunyai saluran pembuangan serta sistem masuknya air serta aerasi-nya yang sempurna.

Setelah kolam tersebut selesai dibangun, lalu isilah dengan air bersih. Jika sudah, Anda perlu mengendapkan selama setidaknya satu malam guna menguapkan dan membuang zat-zat berbahaya yang ada pada kandungan air.

2.     Cara membuat sistem bioflok

Mengenai cara pembuatan sistem bioflok pada bisnis ternak ikan terdapat bahan-bahan yang diperlukan untuk proses pembuatan bioflok tersebut, antara lain:

  •         Siapakan garam krosok sekitar 1 kilogram/m3
  •         Probiotik (dapat memakai probiotik kemasan khusus untuk ikan)
  •         Dolomit atau kapur tohor sekitar 150 gram per m3.
  •         Probiotik, dapat memakai molase 350 mili per m3 atau menggunakan gula jawa sekitar 500 mili per m3.

Setelah menyiapkan bahan-bahan tersebut, selanjutnya masuk ke tahap pembuatannya, yakni dengan:

Mencampurkan bahan yang sudah disiapkan ke sebuah wadah lalu diaduk.

Masukkanlah ke air yang telah diendapkan, kemudian tunggu sampai 14 hari kedepan

Di saat memasukan bahan ini, mulai jalankan sistem aerasi. Kondisi ini tujuan supaya mikroorganisme bisa bekerja dengan optimal dan efektif.

Sebari menunggu, lakukanlah pengecekan satu hari sekali dengan memperhatikan warna air idealnya cokelat, PH 6-8 serta oksigen terlaur 3 mg/L.

Ketika masuk 14 hari dan bioflok sudah siap untuk digunakan, masukkanlah ikan yang sudah dipilih untuk dibesarkan.  Bila komoditas milik Anda adalah ikan lele, tebarlah sekitar 1200 sampai 1600 ekor ikan didalam kolam yang ukuran kolam dengan diameter satu meter. Untuk jenis ikan mujair dan nila, kepadatannya sekitar 120 ekor ikan per m3, sementara untuk ikan gurame, kepadatannya 70 sampai 100 ekor per m3.

Mengenal Sistem Bioflok dalam Peternakan Ikan

Keunggulan dari Sistem Bioflok dalam Ternak Ikan

1.       Dapat menampung banyak ikan

Jika dibandingkan dengan kolam ikan konvensional, tentu kolam dengan bioflok ini bisa menampung hingga 10x lipat total jumlah ikan. Jenis ikan lele, umumnya peternak akan mengatur kepadatan benih ikan kurang lebih 100 ekor per m3.

Tentu jumlah tersebut 10 kali lipat lebih banyak daripada penggunaan sistem konvensional yang mana hanya dapat menampung sebanyak 10 ekor saja. Hal ini begitu menguntungkan peternak sebab selain tak banyak membutuhkan ruang, teknologi tersebut dapat meningkatkan profit pembudidayaan ikan secara signifikan.

Sebagai informasi tambahan, rasio penebaran benih ikan jangan terlalu banyak sebab akan memicu terjadinya kanibalisme dari para ikan lele. Tidak hanya itu, bila kolamnya terlalu penuh akan menghambat pertumbuhan ikan dan air kolam pun cepat bau.

2.       Lebih menghemat pakan

Teknik bioflok ini dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme yang sangat berguna untuk ikan yang dibudidayakan. Dengan hadirnya mikroorganisme yang muncul di kolam,  akan tercipta sumber pangan yang alami serta kandungan protein tinggi dan pastinya bermanfaat untuk pertumbuhan ikan.

Jika seperti itu adanya, tentu hal tersebut akan menghemat pemberian pakan yang biasanya harus diberikan kepada ikan secara rutin. Semakin rendah jumlah pakan yang diberikan, dengan begitu perbandingan berat pakannya dengan berat jumlah ikan pun akan lebih kecil.

3.       Hemat air

Saat membudidayakan ikan lele dan nila lewat sistem tersebut, peternak tidak perlu lagi sering menguras air kolam. Karena organisme yang sudah terbentuk secara alami di dalam kolam inilah justru yang dibutuhkan oleh ikan, yang mana semakin banyaknya organisme baik, tentu akan semakin baik juga hasil panennya nanti.

Jadi tidak perlu Anda menguras air yang ada di kolam karena alasan-alasan tersebut. Secara tidak langsung dalam penerapan metode tersebut, peternak ikan lebih hemat air dan tidak menciptakan banyak limbah.